Chrome Pointer

Senin, 18 Maret 2013

SEJARAH PERADABAN ISLAM (CARA NABI MENGAJARKAN AGAMA DAN AKHLAK)



CARA NABI MENGAJARKAN AGAMA DAN AKHLAK

11.  Cara mengajarkan keimanan

Agama Islam tersebar pada masa Nabi SAW, luas sekali berduyun duyun memasuki agama islam sehingga meliputi selurruh jazirah Arab.  Di antara sebab- sebabnya adalah karena agama islam mudah, tidak sempit dan mempelajarinya tidak sulit, tidak memakai waktu yang lama, bahkan tiddak menghalangi urusan dunia dan tidak menghambat mencari rezeki. Apalagi sistem yang di pakai Nabi untuk mengajarkan agama udah sekali, yaitu cara bersoal jawab, cara bertanya dan jawab. Sebagai contoh di bawah ini di terng soal jawab .

Pada suatu hari Nabi SAW, duduk besama-sama sahabatnya, lalu datang seorang laki-laki berpkaian serrba putih dan berambut hitam. Kemudian laki-laki itu duduk di hadapan Nabi SAW lalu bertanya : “ Ya Muhammad terangkanlah kepadakku, apakah Islam itu ?

- Nabi         : “ Islam itu Ialah engkau akui, bahwa tidak ada tuhan, melainkan Allah dan Bahwa Muhammad Rasul Allah. Engkau dirikan sembahyang, engkau banyarkan zakat, engkau berpuasa dalam bulan Ramadhan. kau pergi haji jika engkau kuasa berjalan ke sana.”

- Laki-laki   : “ Benar engkau  ya Muhammad.
                    Kabarkanlah kepada ku apakah Iman itu ?

-Nabi           : ” Iman adalah Engkau percaya kepada Allah, Malikat nya, Kitab-kitabnya, Rasul-rasulnya dan hari yang kemudian, sert percaya kepada taqdir baik dan buruk. “

-Laki-laki    : Benar engkau ya Muhammad.
          Kabarkanlah kepadaku apakah Ihsan itu ?

-Nabi           : Ihsan Ialah Bahwa engkau sembah Allah,seolah olah engkau melihat dia, Klau engkau tidak melihat dia, dia melihat engkau “ dan seterusnya.

Kemudia laki-laki itu pergi.
Bertanya Nabi SAW,         : “ Taukah kalian siapa yang bertanya itu ?
Jawab sahabat                    : “ tidak tahu ?”
Berkata Nabi SAW : “ yang bertanya itu ialah Jibril, Ia datang untuk mengajarkan agama kepada mu. “

Nabi memasukan keimanan ke dalam jiwa sahabat-sahabatnya dengan cara bertabligh dan berpidato baik dengan membaca ayat-ayat al-quran itu berisi petunjuk  dan pengajaran yang memperkuat dan mempertebal perasaan keimannan.

$yJ¯RÎ) šcqãZÏB÷sßJø9$# tûïÏ%©!$# #sŒÎ) tÏ.èŒ ª!$# ôMn=Å_ur öNåkæ5qè=è% #sŒÎ)ur ôMuÎ=è? öNÍköŽn=tã ¼çmçG»tƒ#uä öNåkøEyŠ#y $YZ»yJƒÎ) 4n?tãur óOÎgÎn/u tbqè=©.uqtGtƒ ÇËÈ  

Firman allah, artinya : sesungguh nya orang-orang muslimin itu ialah bila di sebut nama Allah gemetar hatinya dan apabila di bacakan ayayt-ayat allah kepadanya bertambah keimanannya, sedang mereka bertawakal kepada tuhannya
(al-anfal2)
Apalagi dalam al-qur’an itu di anjurkan supaya manusia memperhatikankejadian langit dan bumi.berganti malam dan siang . kejadian tumbuh-tubuhan dan hewan , kejadian manusia dan semesta alam , semuanya menjadi bukti dan dalil atas adanya allah dan maha esa  dan maha kuasa.

22.  Cara mengajarkan ibadat.
Nabi mengajarkan sembahyang dan haji adalah dengan cara memberi contoh dan memberi teladan . berkata nabi s.a.w: “sembahyanglah kamu  sebagai mana kamu melihatku mengerjakan sembahyang itu .”dan lagi katanya  “ambillah dari pada ku  cara mengerjakan ibadat haji mu.”
Oleh sebab itu  sahabat-sahabat nabi mengajarkan sembahyang dan haji  itu ialah dengan melihat dan mencontoh perbuatan nabi, bukan dengan mempelajari rukun, sunat dan sebagainya. Selain itu ada juga Nabi mengajarkan ibadah dengan memberi keterangan, bila ada orang yang salah sembahyang.
Pada suatu hari Nabi dalam mesjid, tiba – tiba masuk seorang laki-laki, masuk lalu bersembahyang. Kemudian ia datang menghadap nabi, seraya memberi salam. Setelah  nabi nabi menjawab salamnya, lalu ia berkata : “ kembalilah dan sembahyanglah sekali lagi, karena engkau belum sembahyang. “
Kemudian laki-laki itu bersembahyangkembali. Stelah selesai, ia datang kepada nabi, seraya memberi salam. Nabi berkta : “ Kembalilah kemudian bersembahyang kembali Karena engkau belum sembahyang,.” (Hal itusampai tiga kali.)
Kemudia berkatalah laki-laki itu : ” Demi Allah, saya tida pandai mengerjakan sembahyang selain dari pada itu, sebab itu ajarkanlah kepa ku. “ Berkata Nabi saw. Apabila kamu berdiri hendak mengerjakan sembahyang, hendak,  mengerjakan  sembahyang, hendaklah takbir, kemudian bacalah apa yang mudah bagi kamu di antara Al-Qur’an, sesudh itu rukuklah, sehaingga tenang (thumaninah) dalam rukuk itu, kemudian bangkitlah, sehingga tegak lurus, kemudian sujudlah, sehingga tenang dalam sujud itu, kemudian bangkitlahsehingga tenang dalam duduk, kemudian sujudlah kembali dan seterusnya “ ( Bukhari Muslim )
Dengan keterangan itu dapat di ambil kesimpulan bahwa belajar sembahyang pada masa Nabi  mudah sekali, yaitu dengan mencontoh perbuatan nabi serta menurut keterangan Nabi SWA.

33.    Cara mengajarkan akhlak


Cara nabi menngajarkan akhlak ialah dengan membacakan ayat-ayat Al-Qur’an yang berisi kisah-kisah umat terdahulu supaya dapat di ambil pelajaran dari kisah kisah itu. Orang yang taat dan patuh mengikut rasul Allah, mendapat bahagia dan orang – orang  yang durhaka mendapat siksa.

selain itu Akhlak di ajarkan oleh nabi dengan Sabda-sabda beliau sendiri, perti katanya. :
“ Orang Islam ialah orang yang selamat dari lidah dan tangannya”

Tanda Orang munafik ada tiga :
“Apabila berbicara dia berdusta, Apabila dia berjanji ia memungkiri dan Apabila di percayai dia berkhianat.”
Tetapi pendidikan Ahklak pendidikan Akhlak yang sangat berpengaruh kepada sahabat-sahabatnya ialah Akhlak Nabi sendiri yang meluhur dan tinggi, Menjadi contoh dan teladan bagi sahabat-sahabatny. Akhlak Nabi sangat tinggi, sehingga ddi puji Allah, karena tinggi akhlaknya. Nabi membentuk akhlak Sahabat- sahabatnya bukan saja  dengan perkataan tetapi juga dengan Amal perbuatan. Untuk mempesatukan umat islam, Nabi mempersaudrakan orang-oarang muhajirin dengan orang-orang Anshar. Untuk persamaan hak dan kewajiban Nabi menngangkat bilal, Bangsa Habaysah menjadi muazin, meskipun orang berkulit hitam dan bukan bangsa arab. Untuk penasehat perang, Nabi mengangkat Salman Al-Farisy, seseorang bangsa persia bukan bangsa Arab.

Pendidikan Akhlak di berikan oleh Nabi dengan perkataan dan perbuatan, serta memberi contoh suritauladan yang baik.

Oleh sebab itu Nabi  dapat mengubah Akhlak bangsa Arab dari umt yang berpecah belah menjadi umat yang berpecah belah menjdi umat yang bersatu padu, dari bermusuh musuhan menjadi berkasih sayang, dari bersuku-suku bangsa menjadi satu umat
.

ULAMA-ULAMA SAHABAT YANG MENJADI GURU

Di antara sahabat Nabi yang menerima pengajaran dari Nabi ada yang  menjadi guru. Merka memberikan pegajaran agama kepada kaum muslimin, di antara Mereka yang sangat termahyur  : Umar bin Khattab, Ali bin Abu Talib, Ibnu Mas’ud Ibnu Umar, Ibn ‘Abas, Zaid bin Sabit, ‘Aisyah, Mu’az bin Jabal, Abud Darda, Abdullah bin Salam, Salaman Al- Farisy. Mereka itu adalah masuk derajat yang pertama Dalam Ilmu Pengetahuan. Selain itu ada 20 orang orang Guru dari derajat yang kedua dan kira-kira 120 dari derajat yang ke tiga.

Ulama-ulama itu belumlah ada takhasus dalam satu macam ilmu Agama. Meskipun begitu mereka ada juga yang mempunyai kelebihan khusus bagi mereka masing-masing. Misalanya kelebihan Umar adalah ahli Hukum dan ahli Memerintah, sebagai Khallifah yang sangat adil, ia tidak banyak mentafsirkan Al-Qur’an dan tidak banyak meriwyatkan hadis-hadis.
Tetapi anaknya, Abdullah bin Umar (Ibnu Umar ) berlainan sekali dengan Ayahnya. Ia banyak mengumpulkan hadist-hadist, tetapi ia tidak ahli hukum, seperti ayahnya. Kelebihan Ilmiyh Ibnu Umar adalah mengumpulkan Hadist-hadist, sert teliti sekali meriwayatknnya. Ia tidak banyak mengistinbatkan hukum dan tidak banyak berfatwa.

Ibnu Abas sangat banyak keahliannya, tetapi ia sangat termahsyur tentang tafsir Al-Qur’an dan Ilmu Faraid. Hampir seluruh umurnya di pergunakannya untuk belajar dan mengajar. Ia tidak pernah menjadi pegawai negeri, hanya sebentar saja pada masa Ali jadi khalifah, ia di angkat menjadi gubernur di Basrah.

Ali sebagai khalifah termahsur sebagai ahli hukum. Ia di angkat oleh rasulullah ahkan ia Guru Ibnu Abbas  dalam Ilmu Tafsir itu.
Ibnu Mas’ud ahli Al-Qur’an dan Sunnah.
 Salman halli Ilmu-ilmu dahulu dan da ilu-ilmu yang akhir. Ia mengetahui macam-macam Agama : Agama Majusi, Agama Nasrani, Agama Yahudi dan Agama Islam.

Abdullah bin Salam ahli dalam ilmu dan kebudayaan Yahudi, ia mengetahui isi kitab Taurat. Sebab itu banyak Tafsir Al-Qur’an berasal dari Abdullah bin salam yang di pindahkannya dari kitab Taurat.

Zait bin Sabit termahsur sebagai salah seoarang penyusun mushaf dan ahli dalam Ilmu Fiqhi ( mengetahui Halal dan Haram).

Ulama- ulama itu di utus Nabi ke daerah-daerah negar Islam untuk mengajarkan agama kepada kaum Muslimin, sepeerti Yaman, Bahrain dan seluruh kota kota di jazirah Arab.
Kemudian mereka itu mengadakan gerakan Ilmiyah di tiap-tiap kota itu, serta mendirikan Madrasah –madrasah.
Akhirnya lahirah Ulama-ulama Tabi’in, Murid-murid sahabat yang bekerja mengajarkan ilmu-ilmu agama kepada kaum Muslimin.


PENIDIKAN PADA MASA KHALIFAH-KHALIFAH RASYIDIN DAN BANI UMAIYAH


PUSAT PENDIDIKAN

Pada masa Nabi saw negara Islam meliputi seluruh jazirah Arab. Pendidikan berpusat di kota Madinah.
Pada masa Khalifah-khalifah Rasyidin dan Bani Umayah negara  bertambah luas dengan pesatnya.
Pada tahun 17 H. Negara Islam telah sampai ke Syam dan Irak, Pada Tahun 21 H.telah sampai ke Persia. Pada tahun 56 H, Telah sampai ke Samarkan. Ke sebelah barat telah sampai ke Mesir Tahun 20 H, kemudian terus meluas  ke Marokko Telah sampai ke spanyol.

Perluasan negara Islam itu bbukanlah perluasan dengan merobohkan dan menghancurkan, bahkan perluasan dengan teratur, di ikuti oleh ulama dan guru-guru agama yang turut bersama-sama tentara Islam.

Dengan demikian agama agama islam yang luas itu, di peluk oleh penduduk dengan segala suka hati, bukan dengan paksa atau kekerasan.

Pusat Pendidikan, bukan di madinah saja, bahkan telah tersebar pula ke kota- kota beesar sebagai berikut :

1.      Madrasah Makkah

Guru pertama yang mengajar di makkah, sesudah penduduk Makkah takluk, ialah Mu’az bin Jabal. Ialah yang mengajarkan Al-Qur’an an mana  yang halal dan mana yang haram dalam Islam.

Pada Masa Khlalifah Abdul Malik bin Marwan Abdullah bin Abbaslah Pembangun Madrasah Makkah, yang termahsyur Seluruh Negara Islam.
Kemudian di gantikan oleh Murid-muridnya Tabi’in, yaitu :
1.                       Muhajid bin Jabar.
2.                       ‘Athak  bin Abu Rabah
3.                       Thawus bin Kaisan.
Mujahid termahsyur dalam meriwayatkan tafsir Al-Qur’an dari Ibnu Abbas. ‘Athak termahsyur dalam Ilmu Fiqhi terutama dalam Manasik Haji. Thawus salah salah seorang fukaha dan mufti. Madrsah Makkah itu terus hidup dan termahsyur. Ketiga guru Tabi’in tersebut itu di ganti oleh Sufyan bin Uyainah, dn muslim bin Khalid Az-Zanji. Keduanya adalah guru Imam ,yafi,i yang pertama. Kemudian dalam berumur 20 tahun ia pergi ke Madinah berguru kepada Imam Malik.
2.      Madrasah Madinah


Madrasah Madinanah lebih termahsyur dan lebih dalam ilmunya, karena di sanalah tempat khalifah  ; Abu bakar, Umar dan Usman, di sana banyak sahabat- sahabat Nabi s.aw. Ulama yang termahsyur di Madinah :

1.                       Umar bin Khattab
2.                       Ali bin Abu Talib
3.                       Zaid bin Tsabit
4.                       Abdullah bin Umar bin Khattab

Yang melulu bekerja menjadi guru dan mengajarkan agama Islam Ialah Zaid bin Tsabit dan Abdullah bin Umar. Zaid bin Tsabit adalah Ahli qiraat dan ahli fiqih Terutama dalam Faraid.
  
Abdullah bin Umar adalah ahli Hadits. Ia mengumpulkan hadis-hadis serta menuliskannya, kemudian meriwayatkan hadis-hadis kepada murid-murid.

nya. Ia tidak mau berfatwa menurut pendapatnya hanya melali termaktub dalam hadis-hadis itu
Setelah ualma-ulama Sahabat itu wafat, lalu di gantikan oleh muridnya Tabi’in yaitu :
1.                       Said bin Al- Mmusaiysb, Murid Zid bin Stabit
2.                       ,Urwah bin Az-Zubzir bin Al-Awam.

Sesudah tingkat tabi,in itu di gantikan oleh Ibnu Syihab Az-Zuhri Al-Quraisy, Ahli Fiqih dan Hadis. Ia yang mula-mula Ilmu Agama Islam. Akhirnya Madrasah itu Melahirkan Imam Malik Bin Anas, Imam Madinah.






3.      Madrsah Barsah

Ulama Sahabat yang termahsyur di Barsah ialah Abu Musa AL-asy’ari dan Anas bin Malik. Abu Musa Al-Asy’ari adalah Aahli fiqih dan hadis serta ahli Al-Qur’an sedangkan Anas bin Malik lebih termahsyur dalam Ilmu hadis.

Kemudian Madrsah Basrah itu Melahirkan Al-Hasan Basrydan Ibnu Sirin pada Masa Umayah Al-Hasan Bary adalah Ulama besar, berbudi tinggi, salaeh serta fasih lidahnya. Ia sangat berani mengeluarkan pendapatnya ketika di tanyakan kepadanya tentang Yazid bin Muawiyah menjdi khlifah, dengan tegs ia menjawab : Tidak betul “ Sedangkan Inu Sirin dan Ulama lain tidak berani Mengeluarkan pendapatnya.

Begitu juga ketika di tanya tentang fitnah peperangan saudara antar golongan. Dengan tegas ia menjawab : Tak Usah masuk ke salah satu golongan itu. Walaupun ke golongan  Amirul mukminin senddiri.

Al-Hasan Basry sebagai ahli fiqih, juga ahli pidato dan kisah, ahli pikir dan Ahli Tasawuf, ia bukan saja mangarjakan Ilmu-ilmu agama kpada pelajar-pelajar, bahkan juga mengajar orang banyak dengan mengadakan kisah-kisah. Di masjid basrah . tatkala ia wafat 10 Tahhun, seluruh penduduk kota Barsah mengiringi jenazahnya ke kubur, sehingg tidak ada seorangpun bersembahyang Asar di msjid Basrah pada hari tersebut.

Ibnu Sirin belajar kepada Zaid bin Dtabit, Anas bin Malik dia ahli hadis dan ahli fiqih dan hidup semasa dengan Al-Hasan Basry


4.      Madrasah Kufah

Ulama Sahabat yang tinggal di Kufah adalah Ali bin Abu Tholib dan Abdullah bin Masa’ud. Pekerjaan Ali di Irak ialah oal politik dan urusan peperangan. Sedangkan Ibnu Mas,ud mengajarkan Al-Quran dan Ilmu Agama. Ibnu Mas’ud di utus oleh Umar binKhattab ke kufah  untuk menjadi guru. Ia ahli tafsir dan ahli Fiqih, bahkan Ia meriwayatka Hadis-hadis Nabi saw.

Madrasah Ibnu Mas’ud di kufah melahirkan enam orang ulama besar, Yitu : Alqamah, Al-Aswad, Masruq, ‘Ubaidah, Al-Haris bin Qais dan Amr bin syurahbil. Mereka itulah yang menggantikan Abdullalh bin  Mas’ud menjadi guru di kufah, bukan saja belajar pada Abullah bin Mas’ud bahkan mereka pergi ke Madinah. Di sana belajar pada Umar bin Khattab, Ali bin Abu Thalib, Abdullah bin Abbas, Mu’az bin Jabal dll.

Dengan Demikian Kufah Menjadi Pusat Ilmu Agama.




5.        Madrasah Damsyik ( Syam )

Setelah Negeri Syam menjadi bagian Negara Islam dan penduduknya banyak memeluk agama  Islam, Maka Umar  bin Khattab Mengirimkan tiga orang Guru Agama ke negeri itu, yaitu : Muaz bin Jabal, ‘Ubadah dan Abud Darda. Ketiga guru itu membangun Madrasah Agama di Syam. Mereka mengajarkan Al-Qur,an dan ilmu Agama di negeri Syam pada tiga tempat,  Yaitu Abu Darda di Damsyik, Muas bin Jak, Muas bin Jabal di palestina dan Uadah di Hims.
Kemudian mereka di gantikan oleh Murid-muridnya, Tabi’in, seperti Abu Idris Al-Khailany, Makhul Ad-Dimasyki, Umar bin Abdul Aziz dan Razak bin Haiwah.

Akhirnya Madrasah itu melahirkan imam penduduk syam, yaitu Abdurrahman Al-Auza’iy yang sederajat Ilmunya dengan Imam Malik dan Abu Hanifah. Mahzabnya tersebar di yam sampai ke Magrrib dan Andalusia. Tetapi kemudian Mahzab itu lenyap.


6.      Madrasah Fistat (Mesir)

Setelah messir menjadi negara islam ia menjadi pusat Ilmu-ilmu Agama. Mula-mula mendirikan madrasah di mesir ialah Abdullah bin ‘mr bin Al-‘As, yaitu di fistat. Ia ahli hadis dengan arti kata yang sebenarnya. Karena kia bukan saja menghafal hadis-hadis yang di dengarnyadari Nabi saw.Melainkan juga di tuliskannya dalam buu catatan, sehingga ia tidak lupa atau khilaf meriwayatkan hadis-hadis  itu kepada Murid-muridnya. Oleh sebab itu banyak sahabat dan Tabi’in meriwayatkan hadis-hadis dari padanya.


Kemudian termahsyur di Madarasah Msir sesudah sahabat, Yazid bin Abu Habib An-Nuby. I Yanga mula-mula menyiarkan Ilmu fiqih dan apa-apa yang Hala dan yang haram dalam agama Islam. Sedangkan sebelum itu mereka banyak membicarakan soal-soal fitnah, selain dari Yazid termahsyur pula Abdullah bin Abu Ja’far bin Rabi’ah.

Di antara murid-murid Yazid yang termahsyur ialah Abdullah bin Lhi’ah dan Al-Lais bin Sa’ad. Abdullah bukan saja belajar pada Yazid bahkan belajar  kjuga pada Tabi’in,serta di catatnya apa-apa saja yang di dengarnya, ia menjadi hakim di mesir 9 tahun lamanya.

Al-Lais bin Sa’d, sesudah belajar di mesir pergi ke makkah, baitulmagdisdan Bagdad menuntut ilmu. Dalam perjalanan itu ia menemui 59 tabi’in untuk menerima hadis. Ia juga berhubungan dengan Imam Malik di Madinah. Kemudian ia berkirim surat kepada Imam Malik tentang beberapa masalah, serta di keritiknya pendapat imam malik itu.   

Imam Safi’i berkata : “ Al-Lais lebih ahli dalam ilmu Fiqih dari Malik, tetapi murid -muridnya tidak menegakkannya” Al-Lais mmpunyai mahzab sendiri, sejajar dengan Mahzab malik yang di ikuti oleh penduduk Mesir. Tetapi mahzabnya itu lenyap seperti Mahzab Al-Auza’i di Syam.

Dengan keteraangan tersebut itu dapat di ambil kesimpulan, bahawa Ulama-ulama sahabat tersebar eluruh kota kota di negara islam yang terus bertambah luas. Mereka itulah pendiri madrasah- madrasah pada tiap – tiap kota itu. Sedangkan mereka itu mempunyai keahllian Ilmiyah yang berbeda-beda dan keperibadian yang berlainan.



TINGKAT PELAJARAN DAN ILMU-ILMU YANG DI AJARKAN
                     
   Pada masa Khalifah-khalifah aidin  Umayah sebenarnya telah ada tingkatan pengajaran, hampir seperti masa sekarang. Tingkat pertama adalah kuttab, setelah tamat mereka meneruskan pelajaran ke masjid. Pelajaran di masjid itu terdiri dari tingkat menengah dan tingkat tinggi, paada tingkat menengah gurunya belumlah ulama besar, sedangkan pada tingkat tingginya gurunya yaitu Ulama yang dalam ilmunya dan Mahsyur kealiman dan ksalehannya.
Umumnya pelajarn di berikanguru kepada murid-murid seorang demi seorang, naik di kuttab maupun di masjid pada tingkat menengah, padaa tingkat tinggi peljaran di berikan oleh guru dalam satu halaqah  yang di hadiri oleh pelajar bersama-sama.
Ilmu yang di ajarkan kepada Kuttab pada mula-mulanya adalah dalam keadaan sederhana, yaitu :
a.                        Beajar membaca dan menulis
b.                       Membaca Al-Qu r’an dan meghafalnya
c.                        Belajar pokok-pokok agama islam,.

Pada masa khalifah Umar bin Khattab beliau menginstruksikan kepad penduduk-penduduk kota supaya di ajakan kepada anak-anak.

a.                        Berenang;
b.                       Mengendarai kuda;
c.                        Memanah;
d.                       Membaca dan menghafal syair-syair mudah pribahasa.

Instruksi Umar itu dapatdi laksanakan oleh guru-guru di tempat yang dapat di laksanakan.
Ddemikian ,,kira-kira rencana pelajaran Kuttab pada masa khalifah Umar sampai akhir masa Umaiyah.

Ilmu-lmu yang di Ajarkan pada pada tingkat menengah dan tingkat tinggi terdiri dari :
a.                        Al-Qur’an dan Tafsirnya
b.                       Hadis dan mengumpulkannya
c.                        Fiqih

Ilmu – ilmu  Duniawiyah dan filsafat belumlah ada dalam rencana pengajaran pada masa  itu meskipun pada masaa itu Yunani dan Romawi telah tersebar di Mesir, Syam dan Irak.


ULAMA-ULAMA (AHLI ILMU-ILMU ISLAM)

1.      Ulama-ulama Tafsir

Ulama-ulama sahabat ahli tafsir yang sangat termahsyur ialah :
a.                        Ali bin Abu Thalib
b.                       Abdullah bin Abbas
c.                        Ubaiya bin ka’ab

Kemudian di ikuti oleh murid-muridnya, atau ulama-ulama tabi’in. Pada masa tabi’in tafsir Al-Qur’an bertambah luas dengan memasukkan Israiliyat dan Nasraniyat, karena banyak orang-orang Yahdi dan Nasraniyat, karena   banyak orang yahudi dan nasrani memeluk agama Islam di antara mereka yang ternahsyur.
1.                       Ka’bul  Ahbar
2.                       Wahab bin Munabbih
3.                       Abdullah bin Salam
4.                       Ibnu Juraij

Sesudah masa sahabatadn tabi’in tersebut itu, lahirlah tafsir  Sufyan bin ‘Uyainah, Waki bin Al-Jarrah, abdul razag dll, tetapi amat sayang tetapi tafsir-tafsir mereka itu tidak sampai kepadakita sekarang yang sampai keada kita  sekarang adalahtafir ulama-ulama tingkat kemudiannya yaitu Tafsir Ibnu Jarir At-Thabari.


2.      Ulama-ulama Hadis

Kitab bacaan satu-satunya adalah Al-Qur’an. Sedangkan Hadis-hadis belumlah di bukukan. Hadis-hadis hanya di riwayatkan dari mulut ke mulut, dari guru ke muridnya, sehingga menjadi hafalan muridnya dan begitulah seterusnya. Ssetengah pelajar ada yang mencatat hadis-hadis itu dalam buku catatannya tetapi belumlah berupa buku seperti kita sekarang.

Ulama-ulama yang banyak meriwayatkan hadist ialah :
1.                       Abu Hurairah
2.                       Aisyah
3.                       Abdullah bin Umar
4.                       Abdullah bin Abbas
5.                       Jabir bin Abdullah
6.                       Anas bin malik

Hadis-hadis  yang di riwayatkan oleh Umar bin Khattab berjumlah 537 hadist sedangkan nyang sahnya 50 hadis, kemudian hadis-hadis itu di  Riwayatkan oleh murid sahabat, yaitu Tabi’in kepada tabi-tabi’in, bertali Tali dan turun temurun sampai kepada ulama Hadis yang termahsyur : Bukhari, Muslim, dll pada abad yang pertama belumlah di bukukan hadis-hadis itu. Bahkan sampai jatuh daulah Umaiyah (132 H), hadis-hadis itu belum juga di bukukan.

3.      Ulama- Ulama Ahli Fiqhi
Ulama- ulama yang termahsyur dalam fiqhi :
1.                       Abu Bakar
2.                       Umar bin Khattab
3.                       Usman bin Affan
4.                       Ali bin Abu Thalib
5.                       Siti Aisyah
6.                       Zaid bin tzabit
7.                       Ubaiya bin ka’ab
8.                       Muaz bin Jabal
9.                       Abdullah bin Masud
10.                   Abu musa bin Al-Asy’ari
11.                   Abdullah Bin Abbas
Mereka itu adlah ahli ijtihad berani mengeluarkan pendapat , bila tidak ada dari kitab dan sunnah.
Akhirnya  ulama yang mengikuti mereka itu di  namai : Ahli Rakyi ( Ahli Qiyas).
Ulama –ulama Tabi’in yang pengiut mereka itu ialah :
1.                       Syuriah bn Al- Harits
2.                       ‘Alqamah bin Qais
3.                       Masruq Al-Ajda’
4.                       Al-Aswad bin Yazid

Kemudian di ikuti oleh murid-murid mereka yaitu :

1.                       Ibrahim An-Nakh’i
2.                       Amir bin Syurahbil Asya’by


Sesudah itu di gantikan oleh Hammad bin Abu Sulaiman ( guru Abu Hanifah) akhhirnya lahirlah Abu Hanifah, pembangun mazhab Hanafi. Mazhab ini di siarkan oleh Murid-muridnya : Abu Yusuf, Muhammad bin Al-Hasan  dan Zufar.

Pusat Madrasah Ahli Rakyi ialah di Irak. Di sampaing Madrasah ahli rakyi tersebut Ada madrasah Ahli Hadis. Ulama- ulama sahabat yangmenganut aliran itu ialah:
1.                       Al-Abbas
2.                       Az- Zubair
3.                       Abdullah  bin Umar
4.                       Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘As

Ulama-ulama tabi’in yang mengikut Aliran ini yaitu :

1.                       Sa’id bin Al-musaiyab
2.                       Kharrijah bin Zaid bin Tsabit
3.                       Salim bin Abdullah bin Umar

Kemudian di ikuti oleh ;

1.                       Ibni Syihab Az-Zuhry
2.                       Nafi’Maula Abdullah bin Umar
Mereka itu ialah guru Malik bin Anas yang membangun Mahzab Maliki. Mazhab ini di siarkan oleh Murid muridnya Yaitu : Abdur-Rahman bin Al-Qasim dll. Pusat  Madrsah ahli Hadis ini ialah di Hijaz (Madinah).
Pada masa ini belum terbentuk empat Mazhab, hanya sudah banyak Ulama-ulama Mujtahid, Seperti Al-Auza’iy.