A.
Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah terjemahan dari
bahasa Inggris leadership yang berasal dari kata leader. Dalam definisi secara
luas, kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi
serta mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.
Dalam Bahasa Indonesia Kepemimpinan berasal dari kata dasar
"pimpin" yang berarti bimbing atau tuntun. Dari kata "pimpin" lahirlah kata kerja memimpin yang artinya membimbing atau menuntun dan benda "pemimpin" yaitu orang yang berfungsi memimpin atau membimbing atau menuntun. Menurut Veitzal Riva’i, “kepemimpinan adalah suatu proses untuk mengerakkan sekelompok orang menuju ke suatu tujuan yang telah ditetapkan bersama”. semua definisi kepemimpinan yang ada mempunyai beberapa unsure yang sama. menurut Kartini Kartono pengertian pemimpin sebagai berikut : “Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan di satu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa tujuan”
"pimpin" yang berarti bimbing atau tuntun. Dari kata "pimpin" lahirlah kata kerja memimpin yang artinya membimbing atau menuntun dan benda "pemimpin" yaitu orang yang berfungsi memimpin atau membimbing atau menuntun. Menurut Veitzal Riva’i, “kepemimpinan adalah suatu proses untuk mengerakkan sekelompok orang menuju ke suatu tujuan yang telah ditetapkan bersama”. semua definisi kepemimpinan yang ada mempunyai beberapa unsure yang sama. menurut Kartini Kartono pengertian pemimpin sebagai berikut : “Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan di satu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa tujuan”
Istilah kepemimpinan pendidikan mengandung dua pengertian, dimana
kata pendidikan menerangkan di lapangan apa dan di mana kepemimpinan itu berlangsung,
dan sekalaigus menjelaskan pula sifat dan ciri-ciri kepemimpinan, yaitu
bersifat mendidik dan membimbing. Sebagaimana kata pendidikan yang menunjukkan
arti yang dapat dilihat dari dua segi, yaitu:
- pendidikan sebagai usaha atau proses pendidik dan mengajar seperti yang dikenal sehari-hari.
- pendidikan sebagai ilmu pengetahuan yang membahas berbagai masalah tentang hakikat dan kegiatan mendidik mengajar dari zaman ke zaman atau yang membahas prinsip-prinsip dan pratik-praktik mendidikan dan mengajar dengan segala cabang-cabangnya yang telah berkembang begitu luas dan mendalam.
Dari dua hal tersebut, maka kepemimpinan pendidikan pada
dasarnya terdapat dan berperan pada usaha-usaha yang berhubungan dengan proses
mendidik dan mengajar di satu pihak, dan pada pihak lain berhubungan dengan
usaha-usaha pengembangan pendidikan sebagai satu ilmu dengan segala
cabang-cabangnya dan ilmu-ilmu pembantu lainnya.
Sesuai
dengan hal tersebut di atas, penulis beranggapan bahwa bagaimanapun baik dan
rapinya perencanaan, tertibnya pengorganisasian serta lengkapnya mekanisme
kerja secara utuh atau sesuai dengan tujuannya, apabila faktor pimpinannya
tidak dapat menjalankan kepemimpinannya, maka pekerjaan yang akan dilaksanakan
tidak akan mengenai sasaran atau tidak sesuai dengan rencana sebelumnya.
Karena
kepemimpinan adalah merupakan pekerjaan mental yang harus dilakukan setiap saat
dan setiap waktu, maka masalah kepemimpinan bukanlah suatu pekerjaan yang
ringan, apalagi setiap hari, setiap jam bahkan setiap waktu selalu timbul
masalah-masalah yang harus dipecahkan. Bahkan seorang pimpinan setelah memecahkan masalah
pada umumnya harus mengambil keputusan-keputusan lagi akibat daripada keputusan
yang telah diambil. Hal ini disebabkan karena keputusan-keputusan yang telah diambil
kemungkinan menimbulkan masalah baru yang positif ataupun yang negatif.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang yang dapat
mempengaruhi, membimbing serta mengarahkan tingkah laku orang lain ke arah
pencapaian tujuan yang teelah ditentukan sebelumnya.
Tugas seorang pemimpin ialah membimbing, mengarahkan
dari pada segala kegiatan yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan yang
dikehendaki.
Seorang pemimpin dapat membangkitkan perasaan,
keinginan dan pikiran orang lain, sehingga mereka mempunyai kesadaran untuk
bekerja dengan sungguh-sungguh. Pegawai senang bekerja bukan karena paksaan,
tetapi karena mempunyai kesadaran untuk tanggung jawab. Kesadaran tidak datang
karena tekanan, tetapi timbul karena tergugah keinginan, perasaan dan
pikirannya untuk melakukan suatu perbuatan.
Seorang pemimpin
yang tidak memiliki jiwa kepemimpinan akan mengalami kesukaran atau kesulitan
didalam menjalankan tugasnya sebagai peimpin, oleh karena itu ia tidak dapat
mempengaruhi bawahannya untuk bekerja dengan baik sehingga yang telah
ditentukan tidak akan tercapai. Atau dengan kata lain kepemimpinan dapat
diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain dalam suatu
oorganisasi dengan maksud untuk menggerakan orang–orang tersebut agar dengan
penuh kesadaran mengikuti kehendak pemimpin, sehingga dapat mencapai tujuan
organisasi yang telah ditentukan
Kepemimpinan dalam lembaga pendidikan sangat berperan penting
dalam mengembangkan seluruh sumber daya yang ada termasuk sumber daya manusia,
oleh karena itu, para pakar pendidikan mencoba mengartikan kepemimpinan
pendidikan, yaitu:
1. Menurut Kartini
Kartono pemimpin sebagai berikut : Pemimpin
adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya
kecakapan dan kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi
orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi
pencapaian satu beberapa tujuan.
2. Selanjutnya
menurut Davis and Filley yang dikutip Hasibuan menyatakan bahwa : “pemimpin
adalah seseorang yang menduduki suatu posisi manajemen atau seseorang yang
melakukan suatu pekerjaan memimpin”. Seorang
pemimpin harus bersikap sebagai pengasuh yang mendorong, menuntun dan
membimbing asuhannya. Seorang pemimpin boleh berprestasi tinggi untuk dirinya
sendiri. Tetapi itu tidak memadai bila ia tidak berhasil menumbuhkan dan
mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya.
3. Menurut
Arifin Abdulrchman yang dikutip Moekijat yang dimkasud seorang “Pemimpin ialah
orang yang dapat menggerakan orang-orang lain yang ada di sekelilingnya untuk
mengikuti jejak pemimpin itu”.
4. Sedangkan menurut Soekarno
yang dikutip Moekijat “seorang pemimpin adalah seseorang yang dapat
menggerakan, membimbing, memimpin memberikan fasilitas-fasilitas, memberi
contoh / tauladan serta memberikan kegairahan bekerja”. Kehidupan
organisasi dalam mencapai tujuannya ditentukan oleh perilaku manusianya itu
sendiri. Oleh karena itu kegiatan kepemimpinan akan menyakut perilaku seseorang
yang menjabat sebagai pemimpin dalam organisasi di dalam menggerakan
orang-orang atau bawahannya sehingga dapat menyelesaikan tugas-tugas atau
pekerjaannya dengan baik dan lancar.
5. Effendi menyatakan bahwa
kepemimpinan adalah suatu proses dimana seseorang memimpin, membimbing,
mempengaruhi atau mengontrol fikiran, perasaan atau tingkah laku orang lain.
6. Menurut
Dalton Mc. Farland yang dikutip oleh Handayaningrat menyatakan kepemimpinan
sebagai berikut : “Kepemimpinan adalah sebagai suatu proses dimana pimpinan
digambarkan akan memberikan perintah/pengarahan, bimbingan atau mempengaruhi
pekerjaan orang lain memilih dan mencapai tujuan iyang telah ditetapkan”.
7. Ibnu
Syamsi menyatakan bahwa kepemimpinan adalah suatu seni tentang cara untuk
mempengaruhi orang lain kemudian mengarahkan, keinginan, kemampuan dan kegiatan
mereka untuk mencapai tujuan si pemimpin.
8. Selanjutnya
menurut John Pfiffner yang dikutip oleh Handayaningrat, menyatakan
“kepemimpinan adalah seni untuk mengkoordinasikan dan memberikan dorongan
terhadap individu atau kelompok untuk mencapai tujuan yang diinginkan”. Dalam organisasi, kepemimpinan itu merupakan seni untuk
mempengaruhi bawahannya baik sebagai individu maupun kelompok agar melakukan
kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi seoptimal mungkin. Pemimpin melakukan
kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi. Ia harus menyiapkan
rencana, strategi, kebijaksanaan, mengadakan koordinasi, memberikan pengarahan,
mengambil keputusan, mengadakan pengawasan dan lain sebagainya. Untuk melakukan tugas tersebut, ia harus mengusahakan
agar seluruh anggota organisasi itu dapat digerakan untuk mencapai tujuan
organisasi.
9. Menurut
pendapat G.R. Terry yang dikutip oleh Sukarna menyatakan “kepemimpinan ialah
kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang agar supaya bekerja dengan ikhlas untuk
menvapai tujuan bersama”.
10. Selanjutnya
pendapat Ordway Tead yang diterjemahkan oleh Sarwoto adalah sebagai berikut :
kepemimpinan merupakan segala macam kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang
supaya mereka dalam mencapai tujuan yang mereka cita-citakan mau bersatu dan
mau bekerja sama.
11. Pendapat
Hasibuan kepemimpinan adalah seni seorang pemimpin mempengaruhi perilaku
bawahannya agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai
tujuan organisasi.
12.
Nawawi,
mengatakan bahwa kepemimpinan pendidikan adalah proses menggerakkan,
mempengaruhi, memberikan motivasi, dan mengarahkan orang-orang di dalam
organisasi atau lembaga pendidikan tertentu untuk mencapai tujuan yang telah
dirumuskan sebelumnya. Untuk mewujudkan tugas terebut, setiap pimpinan
pendidikan harus mampu bekerja sama dengan orang-orang yang dipimpinnya untuk
memberikan motivasi agar melakukan pekerjaannya secara ikhlas. Dengan demikian, seorang pemimpin pendidikan
harus memiliki jiwa kepemimpinan dalam mengembangkan sumber daya manusia
lembaga pendidikan.
13.
Fachrudi,
mengatakan bahwa kepemimpinan pendidikan adalah suatu kemampuan dalam proses
mempengaruhi, mengkoordinir orang-orang lain yang ada hubungannya dengan ilmu
pendidikan dan pelaksanaan pendidikan dan pengajaran, agar kegiatan-kegiatan
yang dijalankan dapat berlangsung lebih efisien dan efektif di dalam pencapaian
tujuan-tujuan pendidikan dan pengajaran.
14.
Sedangkan
Assosiation
of Supervision and curiculum Development, menyatakan bahwa
kepemimpinan pendidikan adalah tindakan atau tingkah laku di antara
individu-individu dan kelompok-kelompok yang menyebabkan mereka bergerak kearah
tercapainya tujuan-tujuan pendidikan yang menambahkan penerimaan bersama bagi
mereka.
Dari beberapa pendapat tersebut di atas, tentang pengertian
kepemimpinan pendidikan, maka dapat penulis simpulkan bahwa yang dimaksud
dengan kepemimpinan pendidikan adalah kemampuan seseorang dalam mempengaruhi,
mengkoordinir, menggerakkan, memberikan motivasi dan mengarahkan orang-orang
dalam lembaga pendidikan agar pelaksanaan pendidikan dapat lebih efisien dan
efektif dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang telah dirumuskan.
Dengan demikian, kepemimpinan mencakup distribusi kekuasaan
yang tidak sama di antara pemimpin dan anggotanya. Pemimpin mempunyai wewenang
untuk mengarahkan anggota dan juga dapat memberikan pengaruh, dengan kata lain
para pemimpin tidak hanya dapat memerintah bawahan apa yang harus dilakukan,
tetapi juga dapat mempengnaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintahnya.
Sehingga terjalin suatu hubungan sosial yang saling berinteraksi antara
pemimpin dengan bawahan, yang akhirnya tejadi suatu hubungan timbal balik. Oleh
sebab itu bahwa pemimpin diharapakan memiliki kemampuan dalam menjalankan
kepemimpinannya, kareana apabila tidak memiliki kemampuan untuk memimpin, maka
tujuan yang ingin dicapai tidak akan dapat tercapai secara maksimal.
B. Pengertian Organisasi Pendidikan
Setiap manusia akan berhubungan dengan bermacam-macam orang
yang begitu kopleks dan bersangkutan dengan kebutuhan baik dari segi ekonomi,
sosial, rekreasi, pendidikan dan lain sebagainya. Disadari atau tidak disadari,
sengaja atau tidak disengaja, setiap manusia selalu berada, dibesarkan dalam
dan menjadi anggota organisasi. Ini berlangsung sejak lahir hingga pada saat
meninggal dunia.
Hidup anda banyak bergantung dan dipengaruhi oleh organisasi,
sebab sebagian besar kebutuhan hidup anda dipenuhi melalui organisasi. Apa yang
kita pakai, yang kita makan, dengan apa kita pergi, jalan yang kita lalui dan
lain-lain, semuanya merupakan produk atau output organisasi. Jelasnya,
seseorang masuk dan membentuk suatu organisasi karena dia mengharapkan bahwa
ikut sertanya dalam organisasi akan memuaskan beberapa kebutuhan, baik
emosional, spiritual, intelektual dan ekonomi.
Inilah salah satu hakikat hidup manusia yaitu selalu hidup
dalam organisasi atau berorganisasi, bukan saja karena manusia tak mampu hidup
sindiri kecuali hidup dan berinteraksi dengan manusia lain dalam memenuhi
kebutuhannya, melainkan juga karena manusia menghadapi pembatasan,
ketidakmampuan fisik dan psikis, pemilikan materi dan waktu dalam usahanya
untuk mencapai tujuan. Pada dasarnya organisasi itu ada karena organisasi
mempersatukan sumber-sumber dan potensi individu. Dengan demikian, tanpa
pengorganisasian musthil suatu rencana dapat mencapai tujuan, tanpa organisasi
para pelaksana tidak memliki pedoman kerja yang jelas dan tegas sehingga
pemborosan dan tumpang-tindih akan mewarnai pelaksanaan suatu rencana yang
akibatnya adalah kegagalan dalam mencapai tujuan.
Istilah organisasi berasal dari bahasa Latin organizare,
yang secara harafiah berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya
saling bergantung. Di antara para ahli ada yang menyebut paduan itu sistem, ada
juga yang menamakannya sarana.
Istilah organisasi mempunyai dua pengertian umum. Pertama
organisasi diartikan sebagai suatu lembaga atau kelompok fungsional, misalnya,
sebuah perusahaan, sebuah sekolah, sebuah perkumpulan dan badan pemerintahan. Kedua,
merujuk kepada proses pengorganisasian yaitu bagaimana pekerjaan diatur dan
dialokasikan di antara para anggota, sehingga tujuan organisasi itu dapat
tercapai secara efektif. Sedangkan organisasi itu sendiri diartikan sebagai
kumpulan orang dengan sistem kerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
Organisasi adalah sekumpulan orang dengan ikatan tertentu
yang merupakan wadah dan alat untuk mencapai cita-cita dan tujuan yang di
sepakati oleh ara anggotanya.
Organisasi
didefinisikan secara bervariasi oleh
para ahli yang dilihat dari berbagai sudut pandang diantaranya :
- Hicks & Gullen, mengatakan bahwa organisasi adalah kegiatan membagi-bagi tugas, tanggung jawab dan wewenang di antara sekelompok orang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
- Sedangkan menurut Pierce I dan Robinson organisasi adalah proses membentuk hubungan-hubungan yang esensial di antara orang-orang, tugas-tugas dan aktivitas-aktivitas dengan cara mengintegrasikan dan mengkoordinasikan semua sumber organisasi kearah pencapaian suatu tujuan secara efektif dan efisien.
- Gibson, Ivancevich dan Donelly mendefinisikan Organisasi sebagai “wadah yang memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya tidak dicapai oleh masyarakat secara individu”
- Stephen P. Robbins, mendefinisikan Organisasi sebagai “kesatuan social yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relative dapat diidentifikasi dan berkelanjutan untuk mencapai tujuan bersama”
- Oteng Sutisna, organisasi adalah mekanisme yang mempersatukan kegiatan-kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan.
Definisi organisasi pendidikan dari para ahli: Organization
is the form of every human association for the attainment of comon purpose
(James D. Oony) An organization as a system of cooperative activities of two or
more persons (Chester I. Barnard). Dari defini tersebut kita dapat
menyimpulkan bahwa organisasi adalah sebuah bentuk atau sistem yang terdiri
dari sekelompok manusia yang berkerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Oleh
sebab itu sekolah dikatakan sebagai sebuah organisasi karena sekolah didirikan
untuk mencapai tujuan bersama khususnya di bidang pendidikan.
Dari
berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Organisasi adalah suatu sistem
interaksi antar orang yang ditujukan untuk mencapai tujuan organisasi, dimana
sistem tersebut memberikan arahan perilaku bagi antar anggota organisasi dengan
lingkungannya agar tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Sedangkan Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tatalaku seseorang atau kelompok orang
dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan,
proses, cara, perbuatan mendidik.
Jadi Organisasi
pendidikan adalah sistem yang bergerak dan berperan dalam merumuskan tujuan
pendewasaan manusia sebagai mahluk sosial agar mampu berinteraksi dengan
lingkungan. Dengan begitu disana kita bisa belajar bagaimana cara menyikapi
diri kita ketika berhadapan dengan suatu masalah sehingga kita bisa
menyelesaikannya. Dengan pendewasaan maka kita dapat menyikapi masalah kita
dengan baik dan kita juga mampu berinteraksi sebagai mana peran kita didalam
suatu lingkungan.
1. Aspek-Aspek Organisasi
Aspek-aspek
dalam organisasi adalah komponen-komponen yang harus ada dalam suatu
organisasi. Keberadaan komponen ini sebagai pilar dari suatu organisasi. Artinya jika salah satu komponen organisasi
tidak berfungsi, maka organisasi akan
berjalan pincang atau sama sekali tidak berjalan. Dalam pandangan sistem
organisasi mengalami entrophy, yaitu kondisi dimana organisasi dikategorikan
hancur (dalam tanaman digambarkan sebagai kondisi layu).
O’Connor, T. Mengungkapkan bahwa
organisasi setidaknya harus memiliki empat komponen utama, yaitu : mission,
goals, objectives, dan behavior. Jika suatu organisasi tidak memiliki misi dan
objek yang akan dilaksanakan maka setiap anggota akan kebingungan dalam
mencapai tujuan organisasinya, hal ini menunjukan bahwa empat komponen
organisasi tersebut saling berkaitan satu sama lain sehingga tidak akan
berfungsi suatu organisasi jika salah satu komponennya hilang.
2.
Fungsi- Fungsi
Organisasi
a.
Memberi struktur, terutama dalam penyusunan/
penempatan personal, pekerjaan-pekerjaan material dan pikiran-pikiran di dalam
struktur itu.
b.
Memberikan hubungan antara orang-orang.
c.
Alat untuk mempersatukan usaha-usaha untuk
menylesaikan pekerjaan-pekerjaan.
Dengan demikian
Organisasi adalah Wadah aktivitas-aktivitasyang menyusun dan membentuk
hubungan-hubungan fungsional sehingga terwujudlah kesatuan usaha dalam mencapai
maksud dan tujuan pendidikan.
3. Ciri-Ciri Organisasi
a. Organisasi
sebagai suatu sistem, yaitu adanya seperangkat unsur yang saling bergantung dan
saling berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya
b. Organisasi
merupakan struktur, adanya suatu kadar formalitas dan pembagian tugas dan
tanggung jawab yang harus dijalankan oleh anggota kelompok
c. Adanya
perencanaan yang dilakukan secara sadar berdasarkan rasionalitas dan
pedoman-pedoman yang jelas
d.
Adanya
koordinasi dan kooperasi yang baik diantara orang-orang yang bekerja sama,
menunjukkan bahwa tindakan-tindakan orang-orang tersebut berjalan kearah suatu
tanggung jawab tertentu.
Oleh karena itu, organisasi bukanlah suatu
sistem tertutup, tetapi harus berinteraksi dengan lingkungan. Organisasi adalah
suatu sistem terbuka dan karena itu di samping mencakup proses produksi juga
proses-proses lain yang bersifat hakiki untuk mempertahankan eksistensinya, ia
mesti menopang fungsi-fungsinya dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
4.
Pentingnya Organisasi
Pendidikan
Organisasi secara umum dapat diartikan memberi struktur atau susunan yakni dalam penyusunan/ penempatan orang-orang dalam suatu kelompok kerja sama, dengan maksud menempatkan hubungan antara orang-orang dalam kewajiban-kewajiban, hak-hak dan tanggung jawab masing-masing. Penentuan struktur, hubungan tugas dan tanggung jawab itu dimaksudkan agar tersusun suatu pola kegiatan untuk menuju ke arah tercapainya tujuan bersama.
Organisasi pendidikan yang baik menghendaki agar tugas-tugas dan tanggung jawab dalam menjalankan penyelenggaraan sekolah untuk mencapai tujuannya dibagi secara merata dengan baik sesuai dengan kemampuan dan wewenang yang telah ditentukan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan sesudah semestinya mempunyai organisasi yang baik agar tujuan pendidikan formal ini tercapai sepenuhnya. Kita mengetahui unsur personal di dalam lingkungan sekolah adalah, kepala sekolah, guru, karyawan, dan murid.
Di samping itu sekolah sebagai lembaga pendidikan formal ada di bawah instansi atasan baik itu kantor dinas atau kantor wilayah departemen yang bersangkutan. Di negara kita, kepala sekolah adalah jabatan tertinggi di sekolah itu, sehingga ia berperan sebagai pemimpin sekolah dan dalam struktur organisasi pendidikan ia didudukkan pada tempat paling atas. Melalui struktur organisasi yang ada tersebut orang akan mengetahui apa tugas dan wewenang kepala sekolah, apa tugas guru, apa tugas karyawan.
Organisasi pendidikan yang baik menghendaki agar tugas-tugas dan tanggung jawab dalam menjalankan penyelenggaraan sekolah untuk mencapai tujuannya dibagi secara merata dengan baik sesuai dengan kemampuan dan wewenang yang telah ditentukan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan sesudah semestinya mempunyai organisasi yang baik agar tujuan pendidikan formal ini tercapai sepenuhnya. Kita mengetahui unsur personal di dalam lingkungan sekolah adalah, kepala sekolah, guru, karyawan, dan murid.
Di samping itu sekolah sebagai lembaga pendidikan formal ada di bawah instansi atasan baik itu kantor dinas atau kantor wilayah departemen yang bersangkutan. Di negara kita, kepala sekolah adalah jabatan tertinggi di sekolah itu, sehingga ia berperan sebagai pemimpin sekolah dan dalam struktur organisasi pendidikan ia didudukkan pada tempat paling atas. Melalui struktur organisasi yang ada tersebut orang akan mengetahui apa tugas dan wewenang kepala sekolah, apa tugas guru, apa tugas karyawan.
Dengan
organisasi yang baik dapat dihindari tindakan kepala sekolah yang menunjukkan
kekuasaan yang otoriter. Suasana kerja dapat lebih berjiwa demokratis karena
timbulnya partisipasi aktif dari semua pihak yang bertanggung jawab.
5.
Bentuk-Bentuk
Organisasi Pendidikan
Setiap unit
kerja dipimpin oleh seorang kepala/pimpinan yang menduduki posisi menurut
tingkat unit kerjanya di dalam keseluruhan organisasi. Posisi, tanggung jawab
dan wewenang di dalam suatu kelompok formal terikat pada struktur dan dibatasi
oleh peraturan-peraturan yang mendasari pembentukan organisasi kerja tersebut.
Hubungan kerja yang didasari wewenang dan tanggung jawab, baik secara vertikal
maupun horizontal dan diagonal akan menunjukan pola tertentu sebagai mekanisme
kerja. Dengan kata lain pembagian tugas, pelimpahan wewenang dan tanggung jawab
serta arus perwujudan tugas, akan menggambarkan tipe atau bentuk organisasi
kerja.
Tipe-tipe organisasi itu antara lain:
a.
Organisasi Lini (Line Organization) Dalam tipe
ini semua hak dan kekuasaan berada pada pimpinan tertinggi. Personal yang lain
disebut bawahan tidak mempunyai hak dan kekuasaan sekecil apa pun karena hanya
berkedudukan sebagai pelaksana tugas dari atasan. Tidak dibenarkan adanya
inisiatif dan kreativitas, semua tugas harus dilaksanakan sebagaimana
diperintahkan. Saluran perintah dan penyampaian tanggung jawab dalam organisasi
tipe ini dilakukan melalui prosedur dari atas ke bawah dan sebaliknya.
b.
Organisasi Staf (Staff Organization) Dalam tipe
ini semua hak, kekuasaan dan tanggung jawab dibagi habis pada unit kerja yang
ada secara bertingkat. Setiap unit memperoleh sebagian hak dalam menentukan
kebijakan sepanjang tidak bertentangan dengan kebijaksanaan umum dari pimpinan
tertinggi. Wewenang dan tanggung jawab dilimpahkan secara luas, sehingga
pimpinan berkedudukan sebagai koordinator. Tanggung jawab disampaikan secara
bertingkat sesuai dengan hak dan kekuasaan yang dilimpahkan.
c.
Bentuk Gabungan (Line and Staff Organization)
Tipe ini sebagai gabungan dari kedua tipe di atas, menempatkan pimpinan
tertinggi sebagai pemegang hak dan kekuasaan tertinggi dan terakhir. Tidak
semua hak, kekuasaan dan tanggung jawab dibagi habis pada unit kerja yang ada,
tugas yang bersifat prinsipil tetap berada pada atasan/pimpinan tetinggi.
Pimpinan unit kerja sebagai staf memperoleh wewenang dalam bidang kerja
masing-masing sepanjang tidak berhubungan dengan tugas yang menjadi wewenang
atau kekuasaan pimpinan tertinggi.
d.
Organisasi Fungsional (Fungsional Organization)
Dalam tipe ini pembagian hak dan kekuasaan dilakukan berdasar fungsi yang
diemban oleh unit kerja dan terbatas pada tugas-tugas yang memerlukan keahlian
khusus. Sehingga personal yang diangkat dan menerima wewenang untuk menjalankan
kekuasaan diserahkan pada orang yang mempunyai keahlian dalam bidang kerja
masing-masing. Wewenang yang dilimpahkan dibatasi mengenai bidang teknis yang
memerlukan keahlian tertentu secara khusus.
6. Jenis-Jenis Organisasi
Pekemabangan
kajian organisasi diawali dari kajian organisasi sebagai organisasi formal,
yaitu organisasi yamg didesain untuk mencapai tujuan bersama. Perkembangan ini
terus berlangsung dan berbagai studi keorganisasian terus dilakukan.
Perkembangan inilah pada akhirnya memunculkan organisasi informal sebagai
implikasi dari adanya organisasi formal.
a. Organisasi
formal
Organisasi
formal adalah organisasi yang dicirikan oleh struktur organisasi. Keberadaan
struktur organisasi menjadi pembeda utama anatra organisasi formal dan
informal. Struktur dalam organisasi formal dimaksudkan untuk menyediakan
penugasan kewajiban dan tanggung jawab kepada personil dan untuk membangun
hubungan tertentu diantara orang-orang pada berbagai kedudukan. Sekolah dasar
merupakan contoh sebuah organisasi formal.
Struktur dalam organisaasi formal
memperlihatkan unsur-unsur administratif berikut :
1) . Kedudukan struktur menggambarkan letak/posisi setiap orang
dalam organsasi tanpa kecuali. Kedudukan
seorang dalam struktur oragnisasi mencerminkan sejumalah kewajiban sebagai
bagian dari upaya pencapaian tujuan dan hak-hak yang dimiliki secara formal
dalam posisi yang didudukinya. Sebagai contoh, kepala sekolah adalah salah satu
contoh kedudukan dalam struktur organisasi
sekolah. Kedudukan sebagai kepala sekolah ini mencerminkan adanya
sejumlah kewajiban yang harus dilakukan pemangku jabatan sebagai pimpinan dan
manajer sekolah, juga mempelihatkan adanya hak-hak yang diterima secar formal
manakala seseorang menjabat sebagai kepala sekolah.
2) Hierarki/kekuasaan. Struktur digambarkan sebagai suatu
rangkaian hubungan antara satu orang dengan orang lainnya dalam suatu
organisasi. Rangkaian hubungan ini mencerminkan suatu hirarki kekuasaan yang
inheren dalam setiap kedudukan. Tanggung jawab merupakan suatu istilah yang
melekat dalam setiap kedudukan dan hirarki kekuasaan di dalam organisasi.
Adanya hirarki kekuasaan menunjukan bahwa pecapaian organisasi dibagi kepada
berbagai komponen organisasi diimplementasikan secara sinergi melalui hirarki
kekuasaan masing-masing yang dikoordinasikan dan dipimpin oleh manajer puncak.
Dalam organisasi persekolahan, hirarki kekuasaan tertinggi adalah kepala
sekolah.
3) Kedudukan garis dan staf. Organisasi garis menegaskan
struktur pengambilan keputusan, jalan permohonan dan saluran komunikasi resmi
untuk melaporkan informasi dan mengeluarkan instruksi, perintah, dan petunjuk
pelakasanaan. Kedudukan garis ialah kedudukan yang diserahi kekuasaan
administrative umum dalam arus langsung dari tempat paling atas ke tempat
paling bawah. Kedudukan staf mewakili keahlian-keahlian khusus yang diperlukan
bagi berfungsinya kedudukan garis tertentu dengan pasti.
b.
Organisasi Informal
Interaksi antara orang dalam
organisasi formal pasti akan menghasilkan sebuah perkembangan hubungan yang
tidak saja hubungan struktural, terlebih pada organisasi persekolahan, dimana
kekeluargaan menjadi salah satu landasan perilakunya. Perkembangan hubungan
dari interaksi orang dalam organisasi ini akan mengikat secara kuat sentiment
dan komitmen setiap orang, sehingga muncul empati da simpati satu sama lain.
Hubungan inilah yang terus tumbuh selama organisasi formal itu ada yang dinamakan
organisasi informal. Hubungan interaksi ini tidak berstruktur sebagaimana
struktur organisasi formal.
Walaupun sulit mengidentifikasi
keberadaannya secara kasat mata, namun keberadaan organisasi informal ini dapat
dilihat dari tiga karakteristik, yaitu norma perilaku, tekanan untuk
menyesuaikan diri, dan kepemimpinan informal. Norma perilaku adalah standar perilaku yang diharapkan
menjadi perilaku bersama yang ditetapkan oleh kelompok (orang-orang dalam
organisasi) dalam sebuah kesepakatan sosial, sehingga sangsinya pun sangsi
sosial. Norma perilaku dalam organisasi informal tidak tertulis sebagaimana
organisasi formal, tetapi menjadi kesepakatan bersama diantara orang-orang di
dalam organisasi.
Tekanan untuk menyesuaikan diri akan
muncul apabila seseorang akan bergabung dengan suatu kelompok informal.
Menggabungkan diri dengan suatu kelompok tidak sekedar bergabung secara fisik
dalam suatu kumpulan, tetapi melibatkan sosial-emosional individu-individu
dalam organisasi informal tersebut. Karena itu organisasi informal sering
muncul dalam bentuk kelompok-kelompok yang tidak terlalu besar , karena syarat
keberterimaan sebagai bagian dari organisasi informal ini tidak saja
keanggotaan dalam organisasi formalnya, tetapi lebih spesifik pada kesamaan
antar individu (kesamaan daerah agama, nilai yang dianut, hobi dan sebagainya).
Kepemimpinan informal dalam
organisasi informal menjadi salah satu komponen yang kuat mempengaruhi anggota
di dalam organisasi, bahkan memungkinkan melebihi pengaruh pemimpin organisasi
formal. Pemimpin informal muncul dari kelompok dan membimbing serta mengarahkan
melalui persuasi dan pengaruh. Kepemimpian dalam organisasi informal sangat
kuat pengaruhnya, karena inilah kepemimpinan yang sesungguhnya, dimana
seseorang dipatuhi bukan karena memiliki jabatan, tetapi ada kelebihan yang
secara alamiah dan mampu mempengaruhi orang lain tanpa paksaan.
7.
Stuktur
Organisasi Pendidikan
Struktur
organisasi pendidikan adalah struktur yang mendasari keputusan para Pembina
atau Pendiri sekolah untuk mengawali suatu proses perencanaan sekolah yang
strategis. Organisasi pendidikan juga dapat dikatakan sebagai seperangkat hukum
yang mengatur formasi dan administrasi atau tata laksana organisasi-organisasi
pendidikan di Indonesia.
Struktur
Organisasi pendidikan yang pokok ada dua macam yaitu sentralisasi dan
desentralisasi. Di antara kedua struktur tersebut terdapat beberapa struktur
campuran yakni yang lebih cenderung ke arah sentralisasi mutlak dan yang lebih
mendekati disentralisasi tetapi beberapa bagian masih diselenggarakan secara
sentral. Pada umumnya, struktur campuran inilah yang berlaku dikebanyakan
negara dalam menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran bagi bangsanya.
1. Struktur Sentralisasi
Di
negara-negara yang organisasi pendidikannya di jalankan secara sentral, yakni
yang kekuasaan dan tanggung jawabnya dipusatkan pada suatu badan di pusat
pemerintahan maka pemerintah daerah kurang sekali atau sama sekali tidak
mengambil bagian dalam administrasi apapun.
Segala sesuatu
yang mengenai urusan-urusan pendidikan, dari menentukan kebijakan dan
perencanaan, penentuan struktur dan syarat-syarat personel, urusan kepegawaian,
sampai kepada penyelenggaraan bangunan-bangunan sekolah, penentuan kurikulum,
alat-alat pelajaran, soal-soal dan penyelenggaraan ujian-ujian, dan sebagainya.
Semuanya ditentukan dan ditetapkan oleh dan dari pusat. Sedangkan bawahan dan
sekolah-sekolah hanya merupakan pelaksana-pelaksana pasif dan tradisional
semata-mata.
Sesuai dengan
sistem sentralisasi dalam organisasi pendidikan ini, kepala sekolah dan
guru-guru dalam kekuasaan dan tanggung jawabnya, serta dalam prosedur-prosedur
pelaksanaan tugasnya sangat dibatasi oleh peraturan-peraturan dan
instruksi-instruksi dari pusat yang diterimanya melalui hierarchi atasannya.
Dalam sistem sentralisasi semacam ini, ciri-ciri pokok yang sangat menonjol
adalah keharusan adanya uniformitas (keseragaman) yang sempurna bagi seluruh
daerah di lingkungan negara itu. Keseragaman itu meliputi hampir semua kegiatan
pendidikan, teutama di sekolah-sekolah yang setingkat dan sejenis.
2.
Struktur Desentralisasi
Di
negara-negara yang organisasi pendidikannya di-desentralisasi, pendidikan bukan
urusan pemerintah pusat, melainkan menjadi tanggung jawab pemerintah daerah dan
rakyat setempat. Penyelenggaraan dan pengawasan sekolah-sekolah pun berada
sepenuhnya dalam tangan penguasa daerah. Kemudian pemerintah daerah
membagi-bagikan lagi kekuasaannya kepada daerah yang lebih kecil lagi, seperti
kabupaten/kotapraja, distrik, kecamatan dan seterusnya dalam penyelengaraan dan
pembangunan sekolah, sesuai dengan kemampuan, kondisi-kondisi, dan kebutuhan
masing-msing.
Tiap daerah
atau wilayah diberi otonomi yang sangat luas yang meliputi penentuan anggaran
biaya, rencana-rencana pendidikan, penentuan personel/guru, gaji guru-guru
pegawai sekolah, buku-buku pelajaran, juga tentang pembangunan, pemakaian serta
pemeliharaan gedung sekolah. Dengan struktur organisasi pendidikan yang
dijalankan secara desentralisasi seperti ini, kepala sekolah tidak semata-mata
merupakan seorang guru kepala, tetapi seorang pemimpin, profesional dengan
tanggung jawab yang luas dan langsung terhadap hasil-hasil yang dicapai oleh
sekolahnya. Ia bertanggung jawab langsung terhadap pemerintahan dan masyarakat awasan
dan sosial-control yang langsung dari pemerintahan dan masyarakat setempat.
Hal ini
disebabkab karena kepala sekolah dan guru-guru adalah petugas-petugas atau
karyawan-karyawan pendidik yang dipilih, diangkat, dan diberhentikan oleh
pemerintah daerah setempat.
8. Desain Organisasi
Desain
organisasi didasarkan pada elemen-elemen umum dalam organisasi. Mintzberg menyebutkan lima elemen umum dalam suatu
organisasi yaitu :
a.
The operating core. Para pegawai yang melaksanakan pekerjaan dasar
yang berhubungan dengan produksi dari produk dan jasa. Dalam organisasi
sekolah, pegawai ini adalah guru.
b.
The strategic apex. Manajer tingkat puncak yang diberi tanggungjawab
keseluruhan untuk organisasi. Pada organisasi sekolah, orang ini adalah kepala
sekolah.
c.
The middle line. Para manajer yang menjadi penghubung operating
core dengan strategic apex. Dalam konteks perguruan tinggi orang-orang ini
adalah para dekan yang bertugas memfasilitasi strategic apex untuk
terimplementasi pada level jurusan.
d.
The techno structure. Para analis yang mempunyai tanggungjawab untuk
melaksanakan bentuk standarisasi tertentu dalam organisasi. Dalam konteks
organisasi pendidikan di Indonesia, masih jarang sekolah yang memiliki tenaga
ini.
e.
The support staff. Orang-orang yang mengisi unit staff, yang member
jasa pendukung tidak langsung kepada organisasi. Di persekolahan staff ini
dikenal dengan tenaga administrative sekolah (TAS).
9.
Contoh Susunan
Organisasi Pendidikan
a.
Kepala Sekolah, berperan
dalam dan bertugas sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor,
leader, inovator dan motivator. Dalam penerapannya kepala sekolah bertugas
memimpin dan mengkoordinasikan semua pelaksanaan rencana kerja harian,
mingguan, bulanan catur wulan dan tahunan. Mengadakan hubungan dan kerjasama
dengan pejabat-pejabat resmi setempat dalam usaha pembinaan sekolah.
b.
Komite Sekolah, berperan
dalam membina dan menghimpun potensi warga sekolah dalam rangka mendukung
penyelenggaraan sekolah yang berkualitas.
c.
Kepala Urusan Tata Usaha, berperan
dalam menyusun program tata usaha sekolah, mengurus administrasi ketenagaan dan
siswa, membina dan pengembangan karier pegawai tata usaha sekolah, menyusun
administrasi perlengkapan sekolah, menyusun dan penyajian data/statistik
sekolah, membuat laporan kegiatan tata usaha.
d.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, berperan
dalam menyusun program pengajaran, pembagian tugas guru dan jadwal pelajaran.
e.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, berperan
dalam menyusun program pembinaan OSIS, melaksanakan pembimbingan dan pengarahan
kegiatan OSIS, pemilihan siswa teladan/penerima beasiswa, mutasi siswa, program
ekstra kurikuler, membuat laporan kegiatan kesiswaan secara berkala.
f.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana, berperan
dalam menyusun rencana kebutuhan sarana dan prasarana, mengkoordinasikan
pendayagunaan sarana dan prasarana, pengelola pembiayaan alat-alat pengajaran,
dan menyusun laporan pelaksanaan urusan sarana dan prasarana secara berkala
g.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas, berperan
dalam mengatur dan menyelenggarakan hubungan sekolah dengan orang tua/wali
siswa, membina hubungan antar sekolah, komite sekolah, lembaga dan instansi
terkait, dan membuat laporan pelaksanaan hubungan masyarakat.
h.
Koordinator BP, berperan
dalam mengatasi kesulitan belajar siswa/ siswi, mengatasi kebiasaan-kebiasaan
yang tidak baik yang dilakukan siswa/ siswi pada asaat proses belajar mengajar
berlangsung, mengatasi kesulitan yang berhubungan dengan : kesehatan jasmani,
kelanjutan studi, perencanaan dan pemilihan jenis pekerjaan setelah mereka
tamat, dan masalah sosial emosional sekolah yang bersumber dari sikap murid
yang bersangkutan terhadap dirinya sendiri, keluarga, lingkungan sekolah, dan
lingkungan yang lebih luas.
i.
Dewan guru, berperan dalam mendidik, membimbing dan
mengarahkan siswa dan siswi melalui proses belajar mengajar di sekolah serta
berperan dalam pembentukan kepribadian setiap siswa dan siswi.
C.
Peran Kepemimpinan Dalam Organisasi
Kependidikan
Adapun peran kepemimpinan adalah sebagai suatu pengorganisasian yang merupakan susunan prosedur, tata kerja, tata laksana, dan hal-hal yang mengatur organisasi itu agar bisa berjalan lancar. Melalui pengorganisasian diatur pembagian kerja, hubungan kerja, struktur kerja dan pendelegasian wewenang.
Seorang kepemimpinan dalam suatu organisasi Akan sangat mempengaruhi gerak laju dari organisasi itu sendiri.kepimpinan dalam organisasi merupakan pengaruh antar priadi yang dilakukan situasi, melalui proses komunikasi dan di arahkan pencapaian tujuan.
Selain itu dalam kehidupan organisasi kepemimpinan adalah bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan. Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah merupakan sesuatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan. Pada dasarnya fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :
a. Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanakan administrasi dan menyediakan fasilitasnya.
b. Fungsi sebagai Top Mnajemen, yakni mengadakan planning, organizing, staffing, directing, commanding, controling,
Ada empat macam tugas penting seorang pemimpin dalam sebuah organisasi menurut Selznick, :
a) Mendefinisikan misi dan peranan organisasi
b) Seorang pemimpin adalah pengejawantahan tujuan organisasi
c) Mempertahankan keutuhan organisasi
d) Mengendalikan konflik internal yang terjadi di dalam organisasi.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar kepemimpinan dapat berperan dengan baik, antara lain:
· Dasar utama dalam efektivitas kepemimpinan bukan pengangkatan atau penunjukannya, melainkan penerimaan orang lain terhadap kepemimpinan yang bersangkutan.
· Efektivitas kepemimpinan tercermin dari kemampuannya untuk tumbuh dan berkembang.
· Efektivitas kepemimpinan menuntut kemahiran untuk “membaca” situasi.
· Skill dan Kemampuan tidak tumbuh begitu saja melainkan melalui pertumbuhan dan perkembangan.
· Kehidupan organisasi yang dinamis dan serasi dapat tercipta bila setiap anggota mau menyesuaikan cara berfikir dan bertindaknya untuk mencapai tujuan organisasi.
Kepemimpinan dalam pendidikan hakikatnya melibatkan banyak stake holder yang sangat berperan penting dalam kelangsungan proses pengembangan kualitas pendidikan, diantaranya :
· Kepala Sekolah : Kepala Sekolah adalah pengelola pendidikan di sekolah secara keseluruhan. Kedua, Kepala Sekolah adalah pemimpin formal pendidikan di sekolahnya.
· Guru : Guru adalah pemimpin yang menentukan kondisi kenyamanan proses belajar mengajar di dalam kelas. Guru adalah pemimpin yag menciptakan siswa yang berkualitas.
· Orangtua / Masyarakat : Orangtua adalah motivator peserta didik untuk selalu hadir dalam proses pembelajaran.
Seorang kepemimpinan dalam suatu organisasi Akan sangat mempengaruhi gerak laju dari organisasi itu sendiri.kepimpinan dalam organisasi merupakan pengaruh antar priadi yang dilakukan situasi, melalui proses komunikasi dan di arahkan pencapaian tujuan.
Selain itu dalam kehidupan organisasi kepemimpinan adalah bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan. Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah merupakan sesuatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan. Pada dasarnya fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :
a. Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanakan administrasi dan menyediakan fasilitasnya.
b. Fungsi sebagai Top Mnajemen, yakni mengadakan planning, organizing, staffing, directing, commanding, controling,
Ada empat macam tugas penting seorang pemimpin dalam sebuah organisasi menurut Selznick, :
a) Mendefinisikan misi dan peranan organisasi
b) Seorang pemimpin adalah pengejawantahan tujuan organisasi
c) Mempertahankan keutuhan organisasi
d) Mengendalikan konflik internal yang terjadi di dalam organisasi.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar kepemimpinan dapat berperan dengan baik, antara lain:
· Dasar utama dalam efektivitas kepemimpinan bukan pengangkatan atau penunjukannya, melainkan penerimaan orang lain terhadap kepemimpinan yang bersangkutan.
· Efektivitas kepemimpinan tercermin dari kemampuannya untuk tumbuh dan berkembang.
· Efektivitas kepemimpinan menuntut kemahiran untuk “membaca” situasi.
· Skill dan Kemampuan tidak tumbuh begitu saja melainkan melalui pertumbuhan dan perkembangan.
· Kehidupan organisasi yang dinamis dan serasi dapat tercipta bila setiap anggota mau menyesuaikan cara berfikir dan bertindaknya untuk mencapai tujuan organisasi.
Kepemimpinan dalam pendidikan hakikatnya melibatkan banyak stake holder yang sangat berperan penting dalam kelangsungan proses pengembangan kualitas pendidikan, diantaranya :
· Kepala Sekolah : Kepala Sekolah adalah pengelola pendidikan di sekolah secara keseluruhan. Kedua, Kepala Sekolah adalah pemimpin formal pendidikan di sekolahnya.
· Guru : Guru adalah pemimpin yang menentukan kondisi kenyamanan proses belajar mengajar di dalam kelas. Guru adalah pemimpin yag menciptakan siswa yang berkualitas.
· Orangtua / Masyarakat : Orangtua adalah motivator peserta didik untuk selalu hadir dalam proses pembelajaran.
Sebagai pengelola pendidikan, Kepala sekolah bertanggung jawab
terhadap keberhasilan penyelenggaraan kegiatan pendidikan dengan cara
melaksanakan administrasi sekolah dengan seluruh substansinya. Disamping itu
Kepala Sekolah bertanggung jawab terhadap kualitas sumber daya manusia yang ada
agar mereka mampu menjalankan tugas-tugas pendidikan. oleh karena itu, kepala
sekolah sebagai pengelola memiliki tugas mengembangkan kinerja para personil,
teutama meningkatkan kompetensi profesional para guru. Kepala Sekolah
bertanggung jawab atas tercapainya tujuan pendidikan melalui upaya penggerakkan
bawahan kearah pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam hal
ini Kepala Sekolah bertugas melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan, baik
fungsi yang berhubungan dengan pencapaian tujuan pendidikan maupun penciptaan
iklim sekolah yang kondusif bagi terlaksananya proses belajar mengajar secara
efektif dan efisien.
Pemimpin dalam Organisasi pendidikan adalah mengatur agar seluruh
potensi sekolah berfungsi secara optimal dalam mendukung tercapainya tujuan
sekolah. Jadi kepala sekolah mengatur agar guru dan staf lain bekerja secara
optimal, dengan mendayagunakan sarana/prasarana yang dimiliki serta potensi
masyarakat demi mendukung ketercapaian tujuan sekolah. alam satuan pendidikan,
Kepala Sekolah menduduki dua jabatan penting untuk dapat menjamin kelangsungan
proses pendidikan sebagaimana yang telah digariskan oleh peraturan
perundang-undangan. Pertama, Kepala Sekolah adalah pengelola pendidikan di
sekolah secara keseluruhan. Kedua, Kepala Sekolah adalah pemimpin formal
pendidikan di sekolahnya.
PENUTUP
Kesimpulan
Organisasi
pendidikan adalah sistem yang bergerak dan berperan dalam merumuskan tujuan
pendewasaan manusia sebagai mahluk sosial agar mampu berinteraksi dengan
lingkungan. Dengan begitu disana kita bisa belajar bagaimana cara menyikapi
diri kita ketika berhadapan dengan suatu masalah sehingga kita bisa
menyelesaikannya. Dengan pendewasaan maka kita dapat menyikapi masalah kita
dengan baik dan kita juga mampu berinteraksi sebagai mana peran kita didalam
suatu lingkungan. Begitu pula dengan struktur organisasi pendidikan. Struktur
organisasi pendidikan adalah struktur yang mendasari keputusan para Pembina
atau Pendiri sekolah untuk mengawali suatu proses perencanaan sekolah yang
strategis. Struktur oganisasi juga tidak lepas dengan wewenang dan tanggung
jawab.
Usaha
pengorganisasian sekolah adalah sebagai usaha untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas kerja bermuara pada produktivitas kerja yang terarah pada tujuan
institusional masing-masing. Sekolah sebagai organisasi kerja yang didalamnya
bekerjasama sejumlah personal sangat tergantung pada manuasia yang menjadi
penggeraknya. Sebuah sekolah harus diorganisasi sebagai lembaga pendidikan
untuk mencapai tujauan institusional tersebut. Untuk itu pengorganisasian
sebuah sekolah harus difokuskan pada usaha mengarahkan semua kemampuan, untuk
membantu perkembangan potensi yang dimiliki anak-anak secara maksimal, agar
berguna bagi dirinya sendiri dan masyarakatnya.
Kepemimpinan
dipahami sebagai segala daya upaya besama untuk mengerakan semua sumber dan
alat yang tersedia dalam suatu oganisasi. Untuk itu dapat dikatakan bahwa sukses
tidaknya suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat
tergantung atas kemampuan pemimpinya untuk menubuhkan iklim kerja sama dengan
mudah dan dapat menggerakan sumber-sumber daya yang ada sehingga dapat mendaya
gunakanya dan dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Dengan demikian kehidupan suatu organisasi sangat ditentukan oleh
peran seorang pemimpin. Kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang
Mampu menumbuhkan dan mengembangkan usaha kerja sama serta memelihara iklim
yang kondusif dalam kehidupan organisasi. Kepemimpinan yang baik adalah
kepemimpinan yang dapat mengintegrasikan orientasi tugas dengan orientasi hubungan manusia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar